Jumat, 07 November 2014

Penjara "Idaman" Koruptor




Pandangan masyarakat awam tentang sel penjara adalah sempit, kecil, dan panas. Namun, hal ini tidak berlaku bagi penjara penjara terpidana korupsi di Indonesia. Berita terhangat adalah ketika Tim Mata Najwa Metro TV yang dipimpin oleh wamenkumham, Deny Indrayana melakukan sidak di penjara Sukamiskin, Bandung, Jawa Barat.


Tidak seperti namanya “Sukamiskin” yang diibaratkan bakal memiskinkan koruptor, penjara ini memiliki fasilitas mewah dan para napi bebas keluar masuk komplek penjara. Sehingga host fenomenal Najwa Sihab itu menyamakan penjara Sukamiskin seperti kamar kost atau apartemen Harusnya penjara itu diganti saja ya namanya menjadi penjara “Sukakaya” karena sipir penjaranya mendadak kaya karena hasil dari uang sogokan para penghuninya.


Tidak hanya sekali ini saja lho para terpidana korupsi kepergok dengan kemewahan di penjara. Sebelumnya, terpidana kasus suap Artalyta Suryani juga tertangkap basah sedang menikmati kemewahan hotel prodeo miliknya yang disulap layaknya hotel bintang lima!






Korupsi adalah bentuk kriminal tingkat tinggi yang umumnya melibatkan elit politik. Sebagai wakil rakyat yang sudah disumpah untuk membela kepentingan rakyat, eh, mereka malah mengkhianati amanah rakyat dengan tilep sana tilep sini. Untuk itu diperlukan perlakuan khusus untuk pejabat seperti ini. Ayolah, maling sandal aja kalo ketahuan rame-rame digebukin, apalagi orang yang sudah mencuri duit negara puluhan miliar?


Coba kita bandingkan dengan hukuman tukang korup dinegara lain. di China saja, tersangka koruptor tidak hanya dipenjara, tapi juga dihukum mati, sedangkan di Arab Saudi, tersangka koruptor dipotong tangannya. Nah, sedangkan di Indonesia, boro-boro dipotong tangan, eh, yang dipotong malah masa penahanannya dengan memberikan grasi sana sini. 


Melihat fakta miris diatas, Indonesia membutuhkan suatu komplek penjara khusus koruptor yang harus menimbulkan efek jera demi memutuskan generasi penerus korupsi. Letak dari penjara khusus tahanan KPK ini hendaknya berada jauh dari pusat pemerintahan negara, yaitu Jakarta. 


Kondisi ini agar para terpidana tidak lagi bersentuhan dengan dunia politik untuk memperkecil peluang mereka melakukan kejahatan negara lagi. Tempat paling strategis untuk pembanguan penjara ini adalah di Indonesia Timur. Tepatnya di pulau Buru, sebelah barat Maluku Tengah.







Pulau berbukit-bukit ini dulunya adalah tempat pengasingan sejumlah "buangan politik" pada masa kudeta PKI tahun 1965. Pulau ini memiliki luas 9.505 km2 dengan jumlah penduduk 135.000 jiwa (Data tahun 2009). Sebenarnya pulau ini sudah beberapa kali dijadikan tempat “buangan politik”. Hingga masa pemerintahan orde baru, tempat ini dijadikan sebagai tempat pengasingan bagi para tahanan politik.


Diruntut dari sejarahnya, pulau ini memiliki akar sejarah yang kuat bagi para buangan politik dan pengasingan sehingga cocok sekali untuk menahan dan mengasingkan para koruptor kecil maupun kelas kakap.


Biaya pembangunan dan operasional dari penjara ini hendaknya berasal dari harta rampasan tersangka korupsi serta hasil lelang barang barang mewah milik mereka. Jadi slogan yang sangat cocok bagi penjara ini adalah “Dari koruptor... Oleh Koruptor...Untuk Koruptor”!


Tidak hanya fasilitas, Sipir penjara harus dididik menjadi petugas anti-suap dengan pendidikan dan pelatihan yang ketat sebelum masa kerjanya. Larangan dan pengawasan yang ketat diterapkan kepada mereka.

Pengawasan ketat dari luar penjara

Hotel Prodeo Bintang 5

Ini baru yang namanya kamar penjara...


Inilah sekilas gambaran tentang penjara idaman para koruptor yang mewah dan memiliki fasilitas anti-suap.

Selain untuk menimbulkan efek jera, pembangunan penjara ini juga dapat mendukung salah satu program pemerintah yaitu Masterplain Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Daerah tertinggal di Indonesia (MP3EI). Jadi, selain fasilitas mewah untuk napi berdasi diatas, penduduk sekitar pulau Buru juga akan mendapatkan lapangan pekerjaan dari terbangunnya fasilitas diatas.


Eniwei, saya yakin 100% kalo pemerintah bakal menolak pembangunan penjara di luar pulau jawa ini mentah – mentah, karena pemerintah itu ya calon koruptor itu sendiri. Mereka terlalu takut untuk berpisah dengan euforia politik dan glamornya kehidupan di Jakarta yang sudah membuat mereka kaya dan hidup enak. Dengan berkedok melanggar Hak Asasi Manusia dan pasal pasal yang mereka buat sendiri, rencana mulia ini pasti akan menguap begitu saja dan korupsi akan semakin menggila.


Seandainya saja penjara diatas benar-benar dibangun, pasti para calon koruptor akan berpikir ulang untuk melakukan kejahatan, sistem peradilan yang dipercayai rakyat, KPK juga bakal makin bersemangat untuk memburu para tikus-tikus berdasi, dan tentunya negara kita ini akan bebas  meneruskan perjuangan pendahulunya untuk memajukan negeri ini.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar