Minggu, 29 Maret 2015

Jomblo? Kenapa Enggak?




Selama menyandang gelar jomblo, ada sebagian remaja yang kerjaanya ngeluuh mulu pengen punya pacar. Seolah-olah hidupnya penuh kesialan karena predikat jomblo. Malam minggu sendiri ngeluh, makan sendirian, ngeluh, pergi kemana-mana sendirian ngeluh, ditanya malaikat di liang kubur sendirian, ngeluh juga.

Selain karena rasa iri ngeliat enaknya orang lain pacaran, itu mungkin karena suatu stigma. Dimana orang yang menyandang status jomblo dianggap hina. Saking enggak maunya dianggap hina, ya mati-matian deh nyari pacar.

Oknum jomblo ini biasanya jatuh cinta sama orang yang enggak bisa dimiliki (udah punya pacar, mantan yang enggak mau diajak balikan), tapi fokus dekat ke banyak orang dengan tujuan dapat banyak pacar. Dimulai deh, operasi gerak cepat demi punya pacar.

Jomblo ini gelisah dengan kesendiriannya, enggak mau dianggap hina, dan merasa enggak laku. Mindset-nya “Guah harus punya pacar gimanapun caranya”

Oke, well, kalo udah punya pcara, trus apa? Pencapaian yang kamu idam-idamkan dan diharapkan udah terwujud tuh. Udah segitu doang?

Sekarang mari kita tanya pada diri sendiri, apalagi yang harus dilakukan setelah punya pacar?

Perlu kamu tahu nih, enggak semua hubungan pacaran itu enak dan mudah seperti kelihatannya. Kalo kita lihat dari tujuannya, pengen punya pacar hanya untuk senang-senang? Silahkan enggak ada yang ngelarang. Pengen punya pacar untuk diajak berbagi? Carilah orangnya. Atau pengen punya pacar untuk bersama menata masa depan? Semoga kamu menemukan orang yang tepat.

Banyak remaja yang sedang pacaran pun malah mengeluhkan hubungannya karena ada masalah masalah yang mungkin enggak pernah diperlihatkan. Mulai dari pacarnya yang suka ngambek dan marah-marah, yang sibuk dan enggak punya waktu buat ketemu, yang ganjen dan tukang selingkuh, yang canggung karena beda agama, dan yang paling pelik adalah enggak dapat restu dari orang tua.

Sebenarnya, saat jomblo itu adalah saat yang tepat untuk kita memperbaiki dan meningkatkan kualitas diri, bukan buat ngeluh dan ngerasa terzalimi, kamu yang tadinya diejek jelek, ya rawat diri supaya jadi cakep. Kamu yang tadinya nganggur ya cari kerja dan uangnya ditabung. Kamu yang tadinya enggak punya apa-apa yang bisa dibanggain, ya cobalah untuk meniti pelan – pelan hingga punya apa yang kamu inginkan, terutama dalam bentuk karya dan prestasi. 


Semoga kita semua sedang melakukan itu. Semua yang kamu lakuin itu enggak percuma. Justru berguna banget jadi modal lebih untuk mendapatkan pacar atau pasangan yang lebih baik. Siapa yang enggak pengen coba, punya pacar yang kece tampang, baik, dan kaya?

Dengan begitu, apabila kamu kepengen punya pacar hanya berlandaskan ambisi kepengen dan kegelisahan enggak mau jomblo aja, ya hubungan kamu nantinya enggak akan memberikan efek apa-apa selain masalah yang siap enggak-siap, seharusnya - enggak seharusnya kamu alamin. Pacaran yang mempunyai komitmenlah yang menjadi pondasi kebersamaan. Pacaran yang mempunyai status yang jelaslah yang seharusnya diciptakan.



“Sebuah hubungan tercipta dari dua hati yang saling menemukan, saling mengakui, dan saling mencintai”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar