Kamis, 19 November 2015

Sepakbola adalah Seni



“Football is an art, like dancing is an art – but only when it’s well done does it become an art – “

                                    Arsene Wenger – Pelatih Arsenal


Sepakbola. Sebuah mahakarya terindah umat manusia. Bagai sebuah tarian gemulai di Bolshoi Theatre, Rusia dan Teater Tosca nan menawan di Bregenz, Austria, sepakbola akan selalu mempesona jutaan pasang mata di seluruh dunia. Ini bukan sekedar tekel keras atau umpatan kasar, tapi lebih dari itu. Sepakbola berhasil memadukan tarian olah bola yang indah dan semi-drama yang tersaji di panggung berukuran 90 x 120 meter itu.

Seperti halnya karya seni, sepakbola lahir dari kebudayaan yang berkembang di suatu negara. Beberapa faktor seperti iklim, sosial budaya, dan kondisi ekonomi turut mempengaruhi gaya permainan tim sepakbola di suatu liga. Di Inggris, kita mengenal kultur sepakbola ofensif dengan determinasi tingkat tinggi yang disebut Kick and Rush. Gaya permainan ini diyakini sebagai akibat dari iklim dingin di Inggris. Sebagai catatan, cuaca dingin cenderung membuat pesepakbola bermain lebih cepat karena jika tidak maka hawa dingin akan membekukan otot mereka. Ini juga didorong oleh orang inggris yang malas menonton permainan sepakbola dengan kontrol berlama-lama. Mengapa? Karena menurut mereka hanya akan mengundang kesalahan dari para pemainnya.

Sebaliknya di Italia, yang beriklim lebih hangat memperagakan sepakbola ofensif dengan “pertahanan gerendel” yang disebut Catenaccio. Catenacio lahir karena orang italia yang lebih menikmati skill dan sepakbola indah. Ini adalah suatu bukti bahwa walaupun berupa satu cabang olahraga, namun sepakbola memiliki ciri khas berbeda karena dipengaruhi oleh kondisi geografis dan sosial budaya yang menghasilkan keberagaman teknik dan strategi.


Dalam perkembangannya, sepakbola telah menjadi ajang kreativitas dari para maestro sepakbola hingga sekarang. Lebih dari itu, sepakbola juga menjadi alat perdamaian dan persahabatan setiap orang bahkan antar negara. Maka tak heran jika sepakbola menjadi olahraga terpopuler di seluruh dunia.


Dan pertanyaan mendasarnya adalah: “Apakah sepakbola menjadi salah satu bentuk karya seni?”

Sepakbola dalam Seni Tari

Percaya atau tidak, sepakbola mengadopsi seni tari lokal sebagai gerakan dasar dalam olah bola. Di Brazil misalnya, tarian Samba atau biasa disebut Jogo Bonito adalah tarian yang mengilhami lahirnya gaya permainan khas Brazil nan indah. Gaya ini memadukan kelenturan badan, liukan tubuh, memutar badan, dan menggoyangkan pinggul dengan penuh keceriaan. Timnas Brazil pun dijuluki Tim Samba karena adopsi dari tarian Samba ini.

Tetangga Brazil, Argentina ternyata mempunyai konsep dasar olah bola serupa. Jika di Brazil terkenal dengan tarian Samba, Argentina terkenal dengan tarian Tango. Dasar dari gerakan Tango yang mengutamakan gerakan kaki yang cepat dan kelincahan tubuh berhasil diadaptasikan dalam gerakan pemain-pemain Argentina yang lincah. Seperti Brazil, Timnas Argentina juga dijuluki sesuai dengan nama tariannya ini.


Atraksi Ronaldinho kala Barcelona vs AC Milan, betapa gerakannya seperti sebuah tarian!

Tarian Samba dari Brazil dan Tango dari Argentina menginspirasi banyak pesepakbola dalam hal teknik dan kelenturan tubuh. Lihatlah... Betapa skill yang dimiliki Pele, Ronaldo, Ronaldinho, Kaka, atau Lionel Messi sangat berbeda dengan pemain Eropa lainnya. Maka tak heran jika jurnalis olahraga menyebutnya sebagai sang maestro atau seniman dalam dunia sepakbola.

Sepakbola dalam Seni Drama

Perjuangan, pengorbanan, kesetiaan, pengkhianatan, dan air mata adalah sekelumit drama yang tersaji disamping atraksi indah mereka di lapangan. Mereka bisa menjadi siapa saja: Seorang antagonis sang provokator dan pengkhianat yang kasar atau seorang protagonis sang motivator, pekerja keras yang setia. Tanpa drama, sepakbola hanya cabang olahraga picisan yang kotor, kasar, dan membosankan!

Dari jutaan drama yang terjadi di belakang dan di depan panggung hijau, mungkin hanya satu drama yang akan abadi hingga beberapa generasi mendatang. Drama sang maestro sepakbola Perancis dan bek Italia di final Piala Dunia 2006 di Jerman. 


Sepakbola dan drama adalah dua hal yang tak terelakkan. Selama ada kemenangan dan kekalahan, disitu terdapat perjuangan, pengorbanan, intrik, hingga air mata yang mengiringi pihak yang terlibat dalam sepakbola. Tak ada satupun pesepakbola terkenal yang tak pernah mengalami ini semua. Rasa sakit dan pengorbanan akan terbayar dengan piala dan kehormatan hingga mereka mati.

Sepakbola dalam Seni Musik

Ada yang tak pernah berhenti selama pertandingan klasik antara dua tim sepakbola, yaitu nyanyian dukungan dan tabuhan genderang penyemangat dari fans mereka. Ya, musik dan sepakbola berkaitan erat satu sama lain. Sepakbola adalah wadah ekspresi kebahagian, keceriaan, dan sukacita dari fans yang disalurkan lewat nyanyian dan tabuhan drum. Musik telah menjelma menjadi penyulut kobaran semangat dan simfoni mengerikan bagi pihak lawan.


Tak ada yang menyangkal kekuatan magis nyanyian dari puluhan ribu fans yang menggema di seantero stadion. Mereka berangkulan, bernyanyi, berorasi, berteriak, berseru dan bersorak kegirangan seolah tim merekalah yang lebih pantas menang. 

Liverpudlian, fans garis keras Liverpool, mendeklarasikan lagu “You’ll Never Walk Alone” milik The Beatles sebagai lagu kebangsaan mereka. Lagu itu wajib dinyanyikan di Anfield ketika Liverpool bermain kandang maupun tandang. Selain lagu tadi masih banyak lagu dan yel-yel dari berbagai bahasa di dunia. Semua ini menunjukan bahwa sepakbola dan musik adalah satu kesatuan yang tak bisa dipisahkan.

Kebudayaan kita yang berkembang dinamis memungkinkan perubahan dari pengertian sebuah karya seni. Karya seni tak lagi berupa lukisan abstrak, patung dan bangunan yang megah, atau drama yang mengharukan. Lebih dari itu, karya seni adalah atraksi indah yang menggerakan perasaan indah dari orang yang melihatnya. Penulis mendapat teori menarik tentang definisi dari seni menurut Ki Hajar Dewantara (1889-1959) yang menyatakan bahwa:


“Seni adalah hasil keindahan sehingga dapat menggerakan perasaan indah orang yang melihatnya, oleh karena itu perbuatan manusia yang dapat menimbulkan rasa indah itu seni”

Nah, dari sini... Apakah kalian setuju jika sepakbola termasuk karya seni??

Tidak ada komentar:

Posting Komentar